Training Pembaharu Muda yang digelar sejak 13 Februari di Cibogo, Bogor, Jawa
Barat, berakhir kemarin (16/2), dengan pembacaan deklarasi untuk berkomitmen
bersama mengajak anak muda mendukung aksesi FCTC
Deklarasi itu dibacakan ke-20 peserta Training Pembaharu Muda yang
datang dari berbagai daerah di Indonesia, yakni Banten,
Bogor, Bekasi, Jakarta, Jogjakarta, Jember, Bali, Jambi, Medan, Samarinda,
Pontianak, Makasar, dan Sumatera Barat. Adapun isi deklarasi adalah, satu, “Kami berkomitmen
mendukung Presiden menandatangani FCTC, dua, Kami berkomitmen bergerak
bersama-sama mengajak anak muda mendukung
FCTC demi mewujudkan
generasi Indonesia yang sehat tanpa rokok.
Menurut Margianta Surahman, Juru
Bicara Gerakan Muda FCTC, yang menjadi pelaksana acara, para peserta Training
Pembaharu Muda selama 4 hari telah menimba ilmu tentang kepemimpinan dan
advokasi, mulai dari pembelajaran tentang permasalahan
rokok di Indonesia, kepemimpinan, advokasi, media networking,
pembuatan action plan, dan
menggerakkan komunitas.
“Di akhir pelatihan mereka
belajar membuat rencana aksi advokasi yang akan dilaksanakan di komunitas
mereka. Setelah pelatihan, para fasilitator, dari Lentera Anak Indonesia dan
Gerakan Muda FCTC, akan memandu mereka dalam melaksanakan aksi tersebut,” papar
Margianta.
Lebih lanjut Margianta menjelaskan,
Training Pembaharu Muda adalah upaya mengkader calon pemimpin muda yang yang
memiliki visi menyelamatkan Indonesia dari bencana epidemi tembakau global.
“Kami membutuhkan generasi penerus dari Gerakan Muda FCTC, yang akan meneruskan
aksi mendukung FCTC untuk menyelamatkan masyarakat Indonesia dari dampak konsumsi
rokok dan paparan asap rokok. Saya berharap, bekal ilmu yang didapat selama
pelatihan cukup menjadi amunisi bagi pembaharu muda untuk meneruskan aksi
dukung FCTC di komunitas mereka masing-masing,” tuturnya.
Mulyani Pratiwi, salah seorang peserta
training, menyatakan sangat bersyukur bisa terpilih menjadi peserta training
setelah melalui proses seleksi yang ketat, yakni seleksi organisasi,
aktivitas di komunitas, dan seleksi ide aksi perubahan. “Kami dipandu membuat
rencana aksi berlandaskan konsep SMART (Specific–Measurable–Achievable–Realistic–Time-Bound). Ini memberikan kami pembelajaran
yang komplet tentang aksi advokasi yang spesifik, realistis, dan terukur, yang
akan kami realisasikan di komunitas kami,” tegas
Pratiwi.
Acara Training Pembaharu Muda dimulai
sejak 13 februari lalu dengan agenda utama melatih anak muda melakukan advokasi
terkait dampak rokok di komunitasnya. Di hari pertama peserta mendapat
pencerahan tentang “Pengendalian Tembakau di Indonesia, Tantangan dan Peluang”,
dari Dina Kania (Perwakilan WHO Indonesia) dan Dr Widyastuti Soerojo (ketua Badan Khusus Pengendalian Tembakau Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia-IAKMI). Dina Kania fokus membahas situasi
terkini Pengendalian Tembakau di Indonesia, khususnya tentang data dan fakta
permasalahan pengendalian tembakau di Indonesia, anak dan remaja sebagai
target, urgensi FCTC, tantangan dalam aksesi FCTC, dan best
practice negara lain dalam upaya pengendalian tembakau. Sedangkan Dr Widyastuti Soerojo mengupas sejumlah strategi industri rokok untuk
menjadikan anak muda sebagai target.
Di hari kedua, mereka mendapat pelatihan tentang
advokasi dan bekerja dengan media untuk advokasi. Dan di hari ketiga mereka
berlatih membuat rencana aksi secara berkelompok dan perorangan.
Lisda Sundari, Ketua Lentera Anak
Indonesia, yang menjadi fasilitator acara, optimis dengan komitmen pembaharu
muda yang diharapkan bisa membuat aksi perubahan di komunitas masing-masing.
“Mereka belajar dengan sangat cepat tentang banyak hal seputar advokasi. Mereka
sudah dilatih membuat rencana aksi, baik berkelompok maupun individu. Sekarang
waktunya bagi pembaharu muda merealisasikan rencana aksi di komunitasnya
masing-masing, untuk menyelamatkan generasi muda dari dampak rokok,” pungkas
Lisda.
Catatan: No Tobacco Community turut serta mengikuti
Training Pembaharu Muda yang diwakili oleh Bagja Nugraha
*Tentang Gerakan Muda FCTC
Gerakan Muda FCTC adalah
gerakan sosial yang digagas
60 anak muda dari Jabodetabek, Padang, Mataram, Manokwari, Bangka
Belitung, Jogjakarta dan Banten, bertujuan
untuk menggalang dukungan masyarakat seluas-luasnya
agar Indonesia
mengaksesi FCTC (Framework Covvention on Tobacco Control) untuk melindungi anak dari dampak rokok, melalui aktivitas berbasis media sosial.
0 comments:
Post a Comment