Hari ini Lentera Anak Indonesia dan Gerakan Muda FCTC memulai
pelaksanaan Training Pembaharu Muda, bertempat di Bogor, Jawa Barat. Pelatihan
ini diikuti 20 anak muda aktivis organisasi kepemudaan dari berbagai daerah di
Indonesia, yakni Banten, Bogor, Bekasi, Jakarta,
Jogjakarta, Jember, Bali, Jambi, Medan, Samarinda, Pontianak, Makasar, dan
Sumatera Barat. Kedua puluh anak muda ini dipilih melalui proses seleksi yang
ketat, mulai dari seleksi organisasi, aktivitas di komunitas, hingga seleksi
ide aksi yang akan diterapkan di komunitas masing-masing.
Selama 4 hari ke depan, hingga 16 Februari
2016, para calon pembaharu muda ini akan mendapat pembelajaran tentang
permasalahan rokok di Indonesia, kepemimpinan, menyampaikan pesan advokasi,
menggerakkan komunitas, media networking, dan membangun
rencana aksi.
Menurut Lisda Sundari, Ketua Lentera
Anak Indonesia, Training Pembaharu Muda bertujuan mendapatkan calon pemimpin
muda yang tertarik
dengan permasalahan rokok di Indonesia dan dapat membuat aksi perubahan. “Kami
menyiapkan anak muda yang bisa
menciptakan perubahan dan denormalisasi industri rokok
di komunitas mereka, supaya anak-anak dan remaja terlindungi dari target
industri rokok,” papar Lisda. “Kedua puluh anak muda ini akan menimba ilmu
tentang kepemimpinan dan advokasi dari para senior mereka. Setelah training,
mereka akan dibantu fasilitator menyiapkan rencana aksi di komunitas mereka
masing-masing,” lanjut Lisda.
Di hari pertama Training
Pembaharu Muda, diadakan panel diskusi bertema “Pengendalian Tembakau di
Indonesia, Tantangan dan Peluang”. Panel ini menghadirkan pembicara Dina Kania
dari WHO Indonesia yang membawakan overview situasi terkini Pengendalian Tembakau di Indonesia. Dalam overview ini peserta mendapat informasi
data dan fakta permasalahan pengendalian tembakau di Indonesia, anak dan remaja
sebagai target, urgensi FCTC, tantangan dalam aksesi FCTC, dan best practice negara lain dalam upaya
pengendalian tembakau.
Selain itu juga tampil
pembicara Dr Widyastuti Soerojo dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
(IAKMI) yang membahas tema De-normalisasi Industri Rokok - Membongkar kebohongan industri rokok. Dr Widyastuti
Soerojo menekankan pentingnya membangun
aliansi dan bekerjasama dengan media. “Hal penting yang harus dilakukan anak
muda dalam proses advokasi adalah menjalin aliansi seluas-luasnya dengan pihak
yang berkompeten memberikan dukungan kepada gerakan anak muda, dan bisa bekerja dengan media untuk
menyuarakan gagasan mereka,” tegas Widyastuti.
Mulyani Pratiwi, salah satu peserta
Training Pembaharu Muda dari kota Banten, menyatakan sangat bersyukur menjadi
peserta. “Pelatihan ini sangat bermanfaat dimana kami dikenalkan dengan konsep learn-speak-act, dan
konsep C3PO (Collective Participation and Palpable Process
Oriented), Konsep C3PO ini sangat unik karena berkonsepkan negara
republik bernama Negara Api yang dipimpin seorang presiden, dan dibantu lembaga
yudikatif dan legislatif. Di dalam negara api terdapat 4 kota, dan seluruh
peserta training menjadi warga negara di masing-masing kota tersebut,” ujar
Pratiwi.
Lebih lanjut Pratiwi menjelaskan,
dalam konsep C3PO seluruh warga negara dituntut berpartisipasi secara kelompok.
“Ada 3 hal penting yang harus dilakukan warga negara Api untuk dapat bertahan,
yakni menggunakan Token atau alat tukar pengganti rupiah, menjaga nyawa (Life
Point) dengan tidak melakukan pelanggaran supaya bisa bertahan
hidup, dan menjaga Totem atau dokumen negara yang sangat rahasia hingga batas
waktu yang ditentukan,” paparnya.
Sementara itu, Margianta Surahman,
Juru Bicara Gerakan Muda FCTC, menyatakan, Training Pembaharu Muda adalah upaya
untuk mengkader calon pemimpin muda yang yang memiliki visi menyelamatkan
Indonesia dari bencana epidemi tembakau global. “Kami membutuhkan generasi
penerus dari Gerakan Muda FCTC yang akan meneruskan aksi mendukung FCTC untuk
menyelamatkan masyarakat Indonesia dari dampak rokok dan paparan asap rokok.
Dengan bekal ilmu yang mereka dapat dalam training ini, kelak para pembaharu
muda akan meneruskan aksi dukung FCTC di komunitas mereka masing-masing,”
pungkasnya.
*Tentang Gerakan Muda FCTC
Gerakan
Muda FCTC adalah gerakan sosial yang digagas 60 anak muda dari Jabodetabek, Padang,
Mataram, Manokwari, Bangka Belitung, Jogjakarta dan Banten,
bertujuan untuk menggalang dukungan masyarakat seluas-luasnya agar Indonesia
mengaksesi FCTC (Framework Covvention on Tobacco Control) untuk
melindungi anak dari dampak rokok, melalui aktivitas berbasis media sosial.
0 comments:
Post a Comment